Senin, 02 Januari 2012

(Fanfic: Oneshoot) - - A Hug ScandaL - -

(Maincast: Cho Kyuhyun, Lee Taemin and The girL)  




* * *

Kertas itu kini sudah menjadi bulatan yang gagal dibentuk, dengan sekuat tenaga kuremas dengan keji demi melampiaskan rasa kesal, lalu melemparkannya ketempat sampah disudut kamar, merasa tidak cukup puas, aku membanting tubuhku diatas kasur busa yang tak beranjang, menelungkupkan badanku dengan kepala terbenam di bantal, selang beberapa menit aku terengah2 mengambil nafas.

"Sial!!"
Umpatku untuk kesekian kali, tak terhitung berapa banyak umpatan yang ku keluarkan hari ini selama dikampus.

Bayangkan saja, ada seorang gadis yang dengan terang2an menitipkan surat cinta kepadaku untuk diserahkan kepada pria yang jelas2 semua orang tahu bahwa pria itu adalah pacarku. Sebenarnya dimana dia menaruh otaknya??

Ku ubah posisiku menjadi tidur terlentang, menghela nafas kasar.

Aku meraih laptop diatas meja, kemudian menyalakannya, onLine seperti biasa, beruntung koneksinya sedang bagus, jadi aku tak perlu mengumpat lagi. Kegiatanku terhenti ketika tiba2 seorang namja berusia 14 tahun masuk tanpa mengetuk pintu. Taemin, adikku.

"Noona, ada yang mencarimu."

"Bilang saja aku tidak ada."

"Apanya yang tidak ada?!"
Sahut seseorang di ambang pintu yang terbuka lebar, bediri tepat disamping Taemin.

"Mau apa kau kemari?!"
Tanyaku ketus, masih teringat jelas bagaimana kejadian dikampus tadi yang benar2 membuatku kesal setengah mati.

"Memangnya tidak boleh?! Aku kesini mau maen game dengan Taemin, bukan begitu Taem?!"

"Errr...sebenarnya aku harus segera pergi Hyung, teman2 klub dance sudah menunggu."
Jawab Taemin jujur, namun pria itu tak habis akal, ekspresinya dibuat sekecewa mungkin.

"Yahhhh, sayang sekali, padahal aku baru saja membeli game keluaran terbaru, aku harus main dengan siapa kalau begitu?!"
Taemin menunjuk secara sembunyi2 kepadaku yang kini duduk ditepi kasur.

"Jangan meracuni adikku dengan kegiatan bodohmu itu Kyuhyun-ssi, dan jangan pernah berpikir aku mau meladenimu maen game."

"Kau ini sebenarnya kenapa sih?!"
Pria itu mulai emosi, tak terima kegiatan paling favoritnya dihina, bahkan oleh gadis yang seharusnya jadi pendukungnya.

"Masih tanya lagi."
Sewotku memalingkan muka, pria yang bernama Kyuhyun itu mendengus, Taemin bingung.

"Errr...sepertinya aku harus pergi sekarang, Hyung hati2 dengan noonaku."
Taemin segera melesat dari sana, Kyuhyun sedikit menimbang2 antara masuk atau tetap berdiri disitu.

"Jangan masuk!!"
Tegurku padanya yang baru selangkah masuk.

"Baiklah, aku minta maaf, sekarang tolong jelaskan dimana letak kesalahanku?!"
Kyuhyun mengalah, aku segera bangkit, berjalan kearah tempat sampah, lalu mengambil benda yang belum ada 15 menit itu kubuang.

"Baca!!"
Aku melemparkannya begitu saja yang langsung ditangkap dengan sigap.

"Apa ini??"

"Mana kutahu, surat cinta kali?!"
Aku masih menjawabnya dengan ketus. Kyuhyun membuka kertas kumal itu, berusaha membacanya tanpa ada satu hurufpun terlewati. Ia membatin, tak ada yang berbeda dari surat2 yang biasa ia terima selama ini, lalu apa yang membuat gadis didepannya sampai sebegitu marahnya??

"Romantis sekali."
Celetuk Kyuhyun mengomentari, lalu melanjutkan dengan nada menyebalkan.

"Ia bilang ingin menjadi pacarku, bahkan rela meskipun menjadi pacar yang keseribu katanya."
Ucapnya di iringi gelak tawa, sengaja membeberkan isi surat berusaha menggoda, ingin tahu bagaimana reaksiku?? Maaf saja aku takkan terpancing.

"Kau harusnya bersyukur, mempunyai pacar tampan yang sangat populer."
Lagi2 Kyuhyun berseru, aku mendelik kearahnya, kesal berlipat puluhan ganda, bagaimana bisa ada pria yang tingkat kenarsisannya melebihi kadar normal pria dewasa??

"Lalu kenapa tidak kau terima saja hah?! Toh kau juga tadi sangat menikmatinya bukan, saat ia tiba2 memelukmu?! Erat sekali, bahkan kau tak pernah memelukku seperti itu."
Sindirku mengingat kejadian siang tadi pasca gadis itu menyerahkan suratnya. Aku bersandar dimeja belajar, dengan tangan bersedekap, ekspresi mukaku kusut bukan main.

"Hey aku diserang, bagaimana mungkin aku menikmatinya?? Dia tiba2 saja menubrukku"
Katanya beralasan, aku berdecak kesal, heran kenapa Tuhan memberiku pacar se'tidaktahudiri' seperti ini. Merasa muak, aku berjalan sedikit menghentakkan kaki keluar kamar, sengaja menubruk bahu pria itu.

"Hey, tadi itu juga aku kaget, aku benar2 tidak tahu, maafkan aku."
Kyuhyun mengejar, namun aku tetap berjalan menuju dapur, tanganku menjulur hendak membuka kulkas, namun tertahan ketika tangan besar itu menarik lenganku yang lain secara tiba2.

"Ayolah, berhenti bersikap seperti anak kecil, kau tahu betul siapa yang ada dihatiku bukan?!"
Ucap Kyuhyun, mencoba mengingatkan beribu ucapan agar membuatku menaruh kepercayaan lagi padanya. Lagu lama.

Bukannya tetap bertahan pada aksi ngambek, kini aku justru menunduk, mataku bergerak liar, menahan sesuatu yang terpendam selama beberapa jam terakhir ini, rasa kesal, marah, benar2 sudah mencapai titik puncak kepalaku.

"Hey, kenapa kau menangis?? Apa aku menarikmu terlalu keras??"
Aku menggeleng berusaha memalingkan muka, Kyuhyun tampak merasa bersalah.

"Katakan padaku, sebenarnya apa yang mengganjal dihatimu?? Apa yang sedang kau pikirkan?? Coba katakan padaku."
Aku menggeleng lagi semakin kencang, membuat ikatan rambutku sedikit melorot.

"Kalau kau tidak mengatakannya, aku tidak akan pernah tahu letak kesalahanku, kau juga akan tersiksa jika terus2an memendamnya."
Kyuhyun berusaha membujuk, mengusap pipiku agar berhenti menangis. Namun tiba2 Kyuhyun teringat sesuatu.

"Oh iya, bagaimana suratnya bisa ada padamu?? bukankah mereka selalu meninggalkannya di lokerku??"
Aku mendongak kaget, menatap sinis ke pria didepanku yang terlihat cengengesan. Harusnya aku tahu, pria ini punya seribu cara untuk mengalihkan perhatianku.

"Karena dia sendiri yang langsung menyerahkannya padaku."
Ketusku sebal.

"Hah??? Yang benar???"

"Iya, benar2 yoeja tidak waras bukan?! Dia ingin aku menyerahkannya padamu, padahal jelas2 aku pacarmu, apa itu bisa disebut sebagai gadis normal?!"
Kyuhyun tertawa terbahak2 mendengar pengakuanku, kucubit perutnya keras agar berhenti tertawa. Ia hanya mengaduh dan tertawa lagi. Dengan sebal aku melanjutkan pengaduanku,

"Sepertinya juga ia sudah merencanakan dengan matang kapan timing yang tepat agar bisa memelukmu, dasar cewek nafsu!! Gila!! Sarap!!"
Kyuhyun membekap mulutku, dahinya berkerut tak suka.

"Sudah berapa kali kau menumpat hari ini??"

"Entahlah tak terhitung"
Jawabku sinis. Kyuhyun tersenyum, menelusuri mataku, lalu mengusapnya pelan.

"Kau tahu?? Kau tak biasanya cemburu seperti ini, bukankah setiap hari juga aku selalu menerima surat?!"
Tanyanya memastikan, lebih tepatnya mengingatkan.

"Bukan masalah suratnya, tapi lihat saja saat dia memelukmu tadi, sebagai seorang wanita ia benar2 tidak punya harga diri, dan kau juga, kau pasti sangat......"

"Aku sama sekali tidak menikmatinya asal kau tahu, jadi berhenti bicara seperti itu."
Potongnya cepat, lalu dengan sigap ia mengangkat tubuhku sampai terduduk diatas counter dapur, membuatku sedikit menjerit kaget, Kyuhyun terkekeh.

"Lihatlah, sekarang tinggi kita sama."
Ucap Kyuhyun, aku mengeryit tak mengerti.

Perlahan Kyuhyun menuntun tanganku agar melingkari lehernya, menatapku sedetik sebelum mengecup bibirku singkat. Belum habis rasa terkejutku, Kyuhyun sudah menempelkan tubuhnya dengan sempurna, memelukku dengan erat.

"Begini baru aku menikmati pelukanku, karena aku memeluk gadis yang aku cintai."
Ucap Kyuhyun menekan kepalaku, bukannya tersipu, aku justru tergelak.

"Yaaa!!! Kau benar2 merusak suasana."
Protes Kyuhyun kesal.

"Kau menjijikkan, darimana kau mendapatkan kalimat itu??"
Ucapku masih setengah tertawa.

"Aku mengutipnya dari surat tadi, dia bilang........."

"Sudah hentikan, aku sudah membacanya."
Potongku cepat, membuat tawa kami membahana hingga kesudut ruang. Kami masih berpelukan, Kyuhyun menempelkan dagunya di bahuku, memberikan sensasi geli yang terasa nyaman.

"Maafkan aku ya??"

"Tak apa."
Jawabku singkat.

"Kau tak ingin tahu alasanku minta maaf??"

"Tidak, karena kau pasti akan bilang 'Maaf karena aku tampan, jadi banyak gadis yang mencurahkan perasaannya padaku.'"
Aku menirukannya dengan sempurna, membuat Kyuhyun lagi2 tertawa.

"Pintar. Ayo ciuman."

"Bukankah tadi sudah?!"

"Aku mau ciuman yang sebenarnya Tuan Putri."

"Shiroooooo!!!!!"


The End


Xixixixix Kyuhyun tak bikin nafsu disini....

BaikLah, sebenarnya saya menulis juga daLam keadaan galau, sengaja menggunakan warna merah karena pada dasarnya saya memang sedikit agak marah,
jadi begini ceritanya,
waktu saya Lagi ujian, tiba2 teman saya sms kaLo Kyuhyun dipeLuk sama ELF PhiLippine, #Jdueeeerrrr hiLang sudah konsentrasi saya, bodohnya kenapa saya harus buka sms ditengah2 ujian??!!
Tapi setidaknya saya jadi punya inspirasi dengan tema tuLisan saya, semoga itu ELF baik2 saja, dan kagak dikeroyok ELF yang lainnya, meski itu ELF tetap merasa beruntung sudah merasakan lekuk tubuh Kyu #ApaLah??

Oh iya kemarin Tahun Baru yaaaaa~~~, 'Happy New Year' .................