Jumat, 25 Maret 2011

(Fanfic: Oneshoot) - - BUNYI ANEH ITU.... - -

(Maincast: Lieza, Mincha, Lee Hyukjae)


                                    * * *
 
Aku baru saja menghempaskan pantatku yang aduhai diatas sofa apartemen yang kurang empuk, ketika tiba2 suara bel yang dibunyikan secara tidak sabaran membuatku harus menghentikan aktivitas leha2 yang belum sampai 1 dekade itu.
Ting tong....Ting tong...ting tong....ting tong.......

“Neeeee, Cakkamanyoooo (Iyaaa, sebentarrr)
Berjalan gontai menuju pintu, mengintip dibalik bulatan kecil yang terpasang dipintu.

“Wei??”
Tanyaku menghela nafas malas saat pintu kubuka sambil berkacak pinggang.

“Pinjem motornya On”

“An on an on, panggil yang bener, ntar disangka Lu manggil gue Oon lagi”

“Eheeee Lieza Onnie, pinjem motornya yach?!”

“Motor lu mane??”
Tanyaku sambil nyerahin kunci yang masih bertengger disaku celana jeansku

“Ada”

“Lah napa kagak dipake??”

“Sayang on ru di cuci”

"Hahhhhhhh???”
Aku hanya bengong melihat tu bocah ngibrit sebelum ku banting, mengomel sendiri kemudian menutup pintu. Hari ini kau selamat Bocah!!!

Malam harinya ketika sedang menikmati sebungkus ramyun yang baru sesumpit (pan dikorea jadi pake sumpit) aku sruput, tiba2 Mincha, tetangga sebelah yang tadi sore pinjem motor dengan alasan sayang motornya baru dicuci, datang dengan tergesa2.

“On...on...motornya bunyi”

“Hah????”

“Iya motornya bunyi aneh on, krek krek krek krek krek gitu on”
Ujarnya panik banget. Ni anak sarap kali ya??? Dia kira motorku jangkrik kejepit apa. Tapi karena aku adalah figur seorang kakak yang sangat berwibawa, maka aku berusaha menenangkannya agar tidak panik.

“Dongsaeng-aa, jangan panik, ayo kita periksa”
Ujarku menenangkan, yang disambut dengan sekali anggukan mantap dari Mincha bak Sailormoon yang hendak membasmi kejahatan.

Sesampainya digarasi, bertengger puluhan motor yang diantaranya hampir tidak kukenal siapa pemiliknya, yang mengherankan kenapa bisa ada motor ninja merah diapartemen khusus cewek??

“Min, ne motor teh punya saha??”
Tanyaku sok kemenyundon penuh rasa kagum ketika melewati motor merah itu. Mincha menoleh dan cuma angkat bahu. Namun mataku berhasil menangkap fenomena langka yang membuat ku tertawa ngakak.

“On gwenchanayo??”
Aku menunjuk2 ke arah motor masih tertawa ngakak, Mincha bergidik ngeri, menoleh kanan kiri mencari cicak supaya bisa untuk membekap mulutku.

“On Micheosseo?? (Gila ya??) ”
Mincha masih dengan tampang bloon bertanya. Aku memegangi perutku, menyeka airmataku.

“Lihat....Lihat plat nomornya min”

“Hah???? Apa sih on????”
Aku menggoyang-goyangkan plat nomor si ninja merah yang g kenceng, tertempel aksesoris bening yang melilit disana.

“Oh iya ya on, aha aha aha, motor segede ini platnya dipakein selotip aha aha aha, g banged dech, pelit banged ne yang punya motor aha aha aha”
Mincha tertawa garing, entah kenapa ada manusia yang otaknya selelet dia, seketika aku berhenti tertawa, memegang pundaknya dengan penuh wibawa.

“Sudahlah dongsaeng, mari kita lanjutkan misi kita”
Sekali lagi Mincha mengangguk.

Aku menstarter si jago merahku dengan penuh perasaan (Baca: Jupiter warna merah keluaran 2004). Aku menutup mataku, merasakan setiap getaran yang ditimbulkan erangan mesinnya, mendengarkan dengan seksama suara yang dikeluarkannya. Tak ada suara aneh, seketika kuputar gasnya pelan namun pasti.

‘BRRRRRRMMMMMM’

Begitu bunyinya.
Hajiman (tetapi) .......

‘Krek krek krek krek krek’

Alisku berkerut. Suara si jago merah tiba2 kayak jago abiz disembelih.

“Tuh kan on?!”
Seru Mincha dibelakangku, aku tidak menggubrisnya, tetap fokus pada motorku. Tanpa rasa panik aku menolehkan stang si jago merah kesebelah kiri.

‘Krak krak krak krak krak’

Busyed bunyinya makin kenceng, segera kumatikan mesinnya, berpikir sejenak memandangi si jago merah, berkeliling mencari tahu penyebabnya.

“Kenapa ya on??”
Mincha bertanya tidak sabaran.

“Entahlah”
Jawabku masih belagak kayak dipelm eksyen. Mincha menghela napas.

“Tadi lu pake jalan kemana??”
Tanyaku penuh selidik.

“Orang Cuma ke Koremaret deket rel itu koq on”
 (Inget ini lokasi kejadian ada di Korea)

“Lu pasti kagak pelan2 waktu ngelewatin polisi tidurnya, udah tau polisi tidur deket rel ada bejibun gitu, main kenceng aja pasti kan?!”
Vonisku menyalahkan, Mincha menutup mulutnya tak percaya melangkah mundur sambil geleng2 kepala.

“On tega bener nuduh aku kayak gitu”

“Lha terus gimana bisa bunyi kayak gajah retak gitu coba??”

“Molla.....(G tau....)”
Jawabnya penuh penyesalan, DEG!! Bak dikomik seketika aku tersadar, aku telah jahat padanya. Oh Tuhan.......... aku tidak boleh menghilangkan image kewibawaanku. Mincha masih menendang2 kerikil sambil monyong, hidungku kembang-kembis melihat kelakuannya, membuat wajahku semakin mirip dengan aktor jackie chan, terutama pada bagian hidung.

“Kau sudah makan??”
Tanyaku mencairkan suasana, Mincha menggeleng masih monyong.

“Yaaa!! Hentikan aksi monyongmu itu, buat aku muntah saja”

“Eheeee”

“Tunggu disini, aku ambil dompet”
Baru saja ingin berbalik seketika lampu sorot berwarna putih menyinari muka kami berdua dari arah garasi, begitu menyilaukan sampai kami tak tahu siapa dibalik kemudi itu. Dengan kedua tangan masih menahan silaunya lampu, aku berusaha berjalan dengan tertatih-tatih menuju sang pelaku.

“YAAAAA!!!!!”
Sungguh itu bukan suaraku, aku menoleh kebelakang, berdiri Mincha sambil membawa batu dan gunting di masing2 kedua tangannya. Hal yang menjadi pertanyaanku darimana gunting itu berasal?? Dan UNTUK APA???

“Mincha, Lu ngapain bawa2 begituan??”

“Mo nantangin maen on”

“Tapi gue kagak bawa kertas”

“Hah?? buat apaan on??”
Tanyanya bodoh akan pertanyaan begoku, mengira Mincha mau maen kertas, gunting, batu. Tapi Mincha segera menguasai dirinya dan fokus pada sang pelaku.

“Matikan lampu itu sekarang juga, atau kuhancurkan dengan batu ditanganku??”
Serunya lantang, aku terkesima dengan keberaniannya, dongsaengku ini benar2 sailormoon sejati. Wajah namja itu tidak terlihat karena helm yang telah terpasang dikepalanya, mata kami hampir katarak dibuat silau oleh lampu motornya yang bercahaya putih itu.

Sebuah tangan muncul ditengah2 sinar lampu membuat cahayanya terbelah, menunjuk si jago merahku, dengan penuh angkuh kelima jarinya dikibaskan kearah kanan, isyarat bahwa motorku menghalangi jalannya. Busyed dach, blagu amat, kalo motornya kagak segede buldozer udah gue sentil ampe remuk tu motor. Dasar badak merah.

Mincha mulai maju tidak terima, namun aku langsung mencegah tindakannya dengan menahan bahunya, menggeleng pelan dengan isyarat ‘jangan gegabah’. Akhirnya dengan masih menunjukkan sisi kewibawaanku, aku berjalan menuju si jago merah, menuntunnya secara tragis dengan ekspresi mewek penuh rasa sayang, ditambah efek badai serta daun yang berguguran. Namja itu memutar gasnya tidak sabar, namun tiba2 suara itu terdengar lagi, suara yang telah membuatku beberapa saat yang lalu marah kepada Mincha. Sungguh, aku tidak menyalakan mesin si jago merahku, aku terlalu sayang sehingga tidak tega mendengar suaranya.

‘Krek krek krek krek krek’

Ngibrit, Mincha berlari ke arahku sambil cengengesan, aku kembali dibuat bingung oleh ulahnya. Si namja blagu itu turun memeriksa bagian belakang motornya yang masih menyala. Demi Tuhan, aku berharap air akinya abis, bensinnya seret, remnya blong, g bisa apa matiin motornya barang semenit, mati aja sekalian tu namja blagu.

Namja itu memandang tajam ke arah Mincha, ada sesuatu ditangannya yang sepertinya baru saja ditemukannya, Mincha ngumpet dibelakangku, memutar2 gunting dijarinya dengan seulas senyum penuh penghinaan. Aku membusungkan dada layaknya supergirl manohara abiz fitness. Mataku mendelik kearahnya.

‘Ape Lu?? Ape Lu??’
Ucapku menantang tanpa suara, berkacak pinggang seraya mengedik-ngedikkan badanku kearahnya yang malah terlihat kayak orang ayan lagi kesemutan, berusaha melindungi Mincha yang takutnya tiba2 di sundul pake helm. Namja itu mendekat, menyodorkan sesuatu pada kami. Selotip.

Mincha menerimanya dengan takut2. Tanpa sepatah kata namja itu berlalu ke motornya, memutar gasnya dengan kencang, mesinnya meraung2, sengaja menimbulkan kepulan asap putih tepat didepan kami yang mulai batuk2 sambil sibuk mengibas2kan tangan.

‘PPPRRMM, PPPPRRRRMMM, PPPPPPRRRRRRRRRRRMMMMMMMMMMMM’

Begitu bunyinya kayak kaleng rombeng,
Namun.........

‘Krak krak krak krak krak’

Tawa kami meledak bersamaan dengan bunyi Buldozer retak itu. Aku yakin namja itu malu setengah mampus, ingin bergaya tapi lupa sama akibatnya. Kami masih ngakak sampai namja itu melesat pergi melewati kami, makin ngakak manakala plat nomor belakangnya miring sebelah, semoga tu plat kagak jatuh dijalan waktu ngelewatin polisi tidur dekat rel kereta api yang berjibun itu, karena selotipnya udah kagak ada dipotong oleh Mincha.

“On, bukannya Namja barusan Lee Hyukjae pacarnya Hiyah onnie ya??”
Tanya Mincha disela tawanya.

“Koq tau??”

“Di plat nomornya tadi ada tulisan ‘Lee Hyukjae’ nya on”

“Iya kali, Bodo amat, g heranlah kalo sifatnya sama2 blagu”
Jawabku sekenanya.

“Nanti kalo dia balik lagi dendam ma kita gimana on??”

“Aisssyyyhhh pikiran Lu parno amat, gue yakin kagak bakal punya muka lagi tu namja muncul depan kita”

“Oh ya ya on, aha aha aha aha”
Mincha kembali tertawa dengan khasnya Aku menghampiri si jago merah, memeriksa kembali sambil memegangi perutku yang sakit akibat tertawa overdosis atas kejadian barusan.

Aku menyadari sesuatu mengenai bunyi aneh itu, kembali menstarternya kemudian menyuruh Mincha memegang plat nomor didepan, setelah memutar gas beberapa kali, bunyi aneh itu seakan tidak pernah ada.

“Pantesan”
Ucap Mincha masih setengah tertawa memegangi plat nomor yang rupanya kehilangan murnya itu.

“Ya sudah besok saja kita beli murnya, udah malem gini”

“Pake selotip aja on”

“ANDWAEEEEEEEE (G boleeeehhhhh)”

“Ehehehe just kidding on”

“Eh ngomong2 Lu dapet gunting dari mana??”

“Pinjem”

“Ma siapa??”

“Tuhhhh”

“Hah?? Lu nyogok pake apa??”

“Ehehehe nomor hape”

“Najong, Nomor hape Lu??”

“Nomor hape Onnie”

“Hah?? Gila lu, napa jadi nomor hape gue dibawa2??”

“Abiz aku g apal ma nomorku”

“Demen juga kan Lu ma tu abang centil??”

“Biasa aja kali on”

“Sempet Lu ye pinjem ke warung nyogok pake nomor hape gue, balikin sono”

“Iye iye”
Buru2 Mincha berlari keseberang jalan, terpampang jelas kios kaki lima milik abang Leeteuk yang bahkan kagak cukup untuk dimasukin bocah umur 5 taonan, almaksud jadi kaki harus ditekuk kalo mau masuk kedalamnya, ngesot gitu dach biar gampang. Mincha membungkuk mengucapkan terimakasih, si abang senyum2 ge-er, maklum si abang naksir berat ma Mincha.

Laper.....Ramyunku masih tergeletak tak berdaya di atas meja, pasti mie nya udah mekrok, nasib dach. Mincha berlari2 kecil menuju ke arahku.

“Udah On, ayok kita berangkat”

“Ayok berangkat kemana??”
Ucapku cuek seraya memasukkan motorku ke garasi. Namun Mincha menahan motorku dari belakang.

“Lhahhh on, truz makan malamnya?? Katanya mau traktir”

“BATAL!!!”


                                                               THE END.


Ohohoho ini hanyalah sepenggal kisah Lieza yang konyol2 kenyal bersama teman 1 apartemennya eh 1 kostnya dink biar gaya dikid, jadi sebenarnya Lieza g galak2 amat, g sinis2 amat. Dan temannya itu sebenarnya ada namun karakternya sengaja dibego2in (semoga orangnya kagak baca). Jalan ceritanya c ada yang sama ada yang enggak, lebihin dikit biar garing yang penting asyik.

Sabtu, 19 Maret 2011

INTRODUCTION

Anyeong haseo chingudeul............

Dari awal menyapa saja sudah dipastikan kalo saya K-Pop Lovers.

Nanoon Lieza imnida,

Masih amatiran banged, maklum 2 minggu bikin blog, tapi baru sempet ngotak-atik hehehe
Saya membuat blog, karena saya gemar menulis.
Akan ada banyak postingan di blog saya ini, baik mengenai note pribadi, K-pop, fanfic, mungkin juga hasilkarya yang akan saya promosikan pada chingudeul sekalian.

untuk note pribadi, tentu saja itu akan menjadi privasi saya sendiri, tergantung pada apa yang ingin saya share, karena bisa kemungkinan saya protect.

K-Pop, yupz saya K-Popers, hanya suka Boybandnya saja, khususnya Suju and Shinee yang penting produk SM Ent. Tapi yang lainnya juga saya suka, asalkan lagunya enak didenger and kostum juga makeupnya g lebay.

Untuk fanfic bisa dibaca siapa saja, karena saya sangat suka menulis cerita gaje.

Main cast nya mungkin agak sedikit berbeda, karena disini saya menggunakan member boyband favorit saya, biar lebih mudah dibayangkan.

Untuk hasil karya, saya memang ada usaha kecil-kecilan yaitu segala hal mengenai batik, sekalian jadi ajang promosi disini, kali aja chingudeul sekalian ada yang minat.

eummmmm, kayaknya segitu dulu aja dech introduce nya......
akan mulai disambung dengan postingan FF pertama saya, karena g da tempat wat ajang apresiasi aja jadi tulisan saya masih nyungsep di hardisk ohok ohok,,
tapi mulai sekarang dan seterusnya (insyaALLAH kalo ada waktu) postingan2 gaje milik saya, akan dengan senang hati saya posting ke blog ini.

Selamat menikmati, jangan sungkan.

Anyeonggggggg!!!!!!!!