(Maincast: EviL Magnae and The ELF)
* * *
Aku tak tahu. Aku hanya merasakan debar itu. Debar yang membuatku tak bisa tidur semalaman dan memaksaku berjanji untuk tak pernah tahu mengenai dirinya.
Namun, seperti gerimis, aku jatuh cinta secara perlahan-lahan. Seperti badai, aku mencintainya begitu keras hingga menerpa jantungku.
Seringkali nasib tidak seperti tanda titik yang pasti. Ia kadang seperti sebuah kalimat yang menggantung, mempermainkan sebuah hati, kupikir jutaan??
Dia memang menggoda, tapi suara itu lebih menggoda, ingin kujamah bila perlu kuteguk dalam 1 tautan makna.
Lalu segalanya mendadak menjadi hampa, begitu sepi dari makna yang dimaksud, mereka lebih menginginkanmu, menyingkirkanku bagai seonggok daging tak bertulang yang mampu dilempar dari jarak ratusan mill.
Dalam keadaan itu, kutatap gambar-gambar diriku, mengabadikan hatiku yang tercambuk tanpa kau ketahui meskipun melalui ruang bahkan waktu.
Terimakasih telah menemani hari-hariku dengan percakapan-percakapan imajiner yang berharga, meski kita tak pernah berkenalan secara pribadi.
"Perkenalkan, aku Evil?!" katamu kala itu, tersenyum, sangat ramah, pada semua Elf. Sukses membuat hatiku terkoyak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar